Uji skrining kanker serviks tergolong paling mudah dan cukup murah, yaitu dengan tes Pap, atau sering disebut Pap's smear. Pemeriksaan Pap's smear dilakukan pada wanita yang telah melakukan hubungan seksual (tidak hanya yang sudah berkeluarga). Tes Pap adalah salah satu cara untuk mendeteksi terjadinya perubahan pada sel serviks atau mulut rahim dari normal ke ganas.
Pada tes ini, dokter akan melakukan pemeriksaan dalam melalui vagina yang dibuka dengan alat khusus, disebut spekulum vagina. Tujuannya agar mulut rahim terlihat jelas. Dengan bantuan alat atau tangkai pengusap yang disebut spatula, dokter akan mengusap serviks agar lendir terbawa. Pada tes Pap yang konvensional (tes Pap model lama) lendir atau cairan serviks yang banyak mengandung sel itu kemudian dioleskan pada kaca objek dan difiksasi dengan alkohol 95%. Kemudian gelas atau kaca objek ini dibawa ke laboratorium untuk diwarnai atau dilihat di bawah mikroskop, apakah ada sel-sel yang tidak normal.
Pada tes Pap terbaru yang telah direkomendasi oleh FDA (Food and Drugs Administration) Amerika Serikat, cairan serviks tersebut tidak lagi dioleskan pada gelas atau kaca objek, tetapi dilarutkan pada cairan "Cytyc" kemudian diproses dengan mesin ThinPrep, selanjutnya diwarnai dan dibaca oleh dokter ahli patologi-anatomi. Dengan tes Pap cara ini (ThinPrep) keberadaan sel abnormal akan lebih mudah terdeteksi. Dengan kata lain, tingkat keakurasian tes Pap ThinPrep menjadi lebih tinggi. Pap's smear dianjurkan dilakukan berkala setiap tahun pada perempuan yang sudah berkeluarga atau aktif secara seksual.
Hasil yang mungkin diperoleh:
* Negatif (artinya tidak ditemukan sel-sel yang abnormal atau berbahaya).
* Displasia ringan, sedang, keras, atau Neoplasia Intra Epitel (NIS) 1,2 dan 3 (artinya ditemukan sel yang menunjukkan perubahan sifat yang sebagian dapat mengarah ke keganasan. Untuk itu perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan biopsi terarah menggunakan alat kolposkopi karena tes Pap adalah pemeriksaan skrining).
* Positif (ditemukan sel ganas. Harus dilakukan biopsi untuk memastikan diagnosisnya). Tes Pap yang menunjukkan hasil positif harus ditindaklanjuti untuk memastikan bahwa hasil tersebut bukan positif palsu, yaitu dengan melakukan pemeriksaan kolposkopi pada serviks. Jika ditemukan bagian serviks yang mencurigakan, maka harus dilakukan biopsi terarah.
Selain metode Pap's smear, pemerintah Indonesia dewasa ini gencar mengampanyekan metode lain yang lebih mudah dan murah untuk deteksi dini terhadap kanker serviks, yaitu metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Metode ini tergolong sederhana, nyaman, dan praktis. Dengan mengoleskan asam cuka (asam asetat) 5% pada leher rahim dan melihat reaksi perubahannya, keberadaan prakanker serviks dapat dideteksi. Biaya yang dikeluarkan juga lebih murah. Tujuannya agar para wanita dari golongan sosial bawah juga terjaring untuk bisa memeriksakan kondisi leher rahimnya.
Metode IVA tidaklah rumit. Pendeteksian dini ini tidak memerlukan persiapan khusus dan juga tidak akan menyakiti pasien. Letak kepraktisan penggunaan metode ini yakni dapat dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan sarana khusus. Cukup tempat tidur pasien sederhana yang representatif dan dapat dilakukan oleh bidan yang sudah terlatih.
menangggapi status P. Warsito di FB:
"Kanker Serviks, momok wanita. waspadalah. waspadalah"
Narasumber: dr Budianto Barnas, SpOG, dari RS Bunda.
sumber kutipan
0 Response to "Kanker Serviks, momok wanita. waspadalah. waspadalah"
Posting Komentar