GSM, Global System for Mobile adalah salah satu teknologi telekomunikasi seluler yang sudah sangat mapan khususnya di Indonesia. Pelanggan GSM sudah tersebar hingga ke pelosok desa terutama pelanggan salah satu operator GSM terbesar yang telah membangun BTS hingga ke pelosok desa di seluruh tanah air.
GSM di Indonesia berjalan di dua frekuensi yaitu 900 MHz dan 1800 MHz. Sebenarnya ada satu frekuensi lagi yaitu frekuensi 1900 MHz,
namun di Indonesia justru digunakan untuk menggelar jaringan CDMA kecuali salah satu operator baru GSM yang memakai frekuensi 1900 MHz. Operator baru itu adalah Hutchison dengan nama pasaran Three ( 3 ), yang menjalankan teknologi 3G di samping teknologi GSM.
Di frekuensi 900 MHz, GSM memiliki 140 slot kanal frekuensi pembawa dengan rentang nilai frekuensi:
uplink : 890 MHz – 915 MHz
downlink : 935 MHz – 960 MHz
Nilai rentang frekuensi untuk tiap slotnya adalah sebesar 200 kHz. Karena penggunaan frekuensi ini tidak akan mampu memenuhi tuntutan pelanggan, mengingat pertumbuhan jumlah pelanggan yang sangat pesat, maka digunakan mekanisme frekuensi re-use. Mekanisme ini akan mengulang penggunaan frekuensi yang sama di suatu BTS yang memiliki jarak aman tertentu. Seorang Optimization Engineer suatu operator akan bertanggung jawab untuk mendesain jaringannya dan penggunaan frekuensi bersama agar diperoleh desain jaringan yang paling optimal.
Untuk meningkatkan kapasitas kanal GSM, maka digunakan frekuensi selain 900 MHz, yaitu frekuensi 1800 MHz. Penggunaan frekuensi ini akan meningkatkan kemampuan untuk melayani pelanggan GSM tetapi memiliki sisi negatif karena daerah cakupan suatu BTS akan menjadi semakin sempit. Hal ini dikarenakan oleh pengaruh penggunaan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi 900 MHz tadi. GSM di frekuensi 1800 MHz biasa dikenal sebagai DCS (Digital Celluler System) 1800.
Pada DCS 1800, ada 374 kanal frekuensi pembawa yang bisa digunakan untuk melayani pelanggan GSM. Kanal-kanal itu dibagi menjadi:
uplink : 1720 MHz – 1785 MHz
downlink : 1805 MHz – 1880 MHz
DCS 1800 biasa diterapkan di daerah perkotaan di mana diperlukan kapasitas pelayanan yang sangat besar karena jumlah pelanggan yang relatif banyak. Berikutnya untuk melayani pelanggan dengan jumlah yang lebih besar lagi, maka digunakan frekuensi yang lebih besar yaitu frekuensi 1900 dan dikenal dengan PCS (Personal Communication System) 1900. PCS 1900 akan memiliki coverage area yang lebih sempit tetapi dengan kapasitas yang lebih besar untuk melayani pelanggan jika dibandingkan dengan kapasitas sel DCS 1800 maupun GSM 900.
Eksistensi teknologi ini di Indonesia semakin nyata karena ketangguhan dan juga dukungan jaringan yang sudah sangat merata, jika dibandingkan dengan teknologi baru CDMA. Dengan demikian akan memerlukan strategi jitu dan waktu yang relatif lama untuk bisa mengalahkan pangsa pasar GSM. Walaupun dari sisi harga jelas GSM kalah bersaing. Dari sisi biaya instalasi perangkat baru juga GSM memang memerlukan biaya ekstra.
Kita lihat saja ke depan, apakah persaingan kedua layanan ini akan semakin seru. Mengingat pangsa pasar yang masih menggairahkan dan belum mencapai titik jenuh.
sumber
http://riyantoro.wordpress.com/
0 Response to "Ponsel GSM, Apa maksudnya?"
Posting Komentar